Diamku bagaikan air danau yang tenang tetapi begitu dalam
Keheninganku bagaikan malam yang sunyi namun membuatmu tertidur lelap
Tahukah kau, jika aku masih menyimpannya?
Menyimpan sesuatu yang berharga dan tak sembarang orang kan melihatnya
Kusimpan dalam bilik terdalam hatiku yang sunyi
Diam dan heningnya diriku ini ibarat hanya sebuah pintu
Yang ternyata masih kau ketuk
Aku tahu kau memiliki kuncinya
Namun kukira bukan saat ini kau akan membukanya
Biarlah kau tetap genggam kunci itu untuk kau buka suatu saat nanti
Dan aku akan tetap menjaganya
Hingga pada hari itu akan kuberikan padamu seutuhnya
Ketika kau berhasil membuka pintu itu dengan kunci yang selama ini kau genggam
Apakah kau masih ragu?
Ragu karena kunci yang kau genggam itu kunci yang salah?
Yakinlah kau menggenggam kunci yang benar
Karena keyakinanmu itulah kuncinya
Dan karena aku pun yakin bahwa dirimu adalah kunci bagi pintu yang selama ini kututup rapat
Biarlah kau genggam erat kunci itu
Tak lama lagi pintu itu akan terbuka
Biarlah kau tetap berdiri dalam tegaknya tubuhmu
Teruslah mengetuk pintu yang sunyi itu
Seolah-olah di dalamnya tak berpenghuni
Padahal dengan setia aku tengah menunggu di balik pintu itu
Menunggunya terbuka di waktu yang indah