Sedang Lelah

Biarkan aku menulis di sini. Ketika diri sedang lelah menjadi sang idealis. Ah … kata-katanya terlalu baku, aku nulis yang biasa aja deh.

Curhat dulu ya. Aku lagi lelah dan penat. Mungkin itu juga yang bikin tulisan novelku gak maju-maju meski udah publish di platform nulis dan baca. Padahal aku sempet berharap, kalau cerita aku udah publish di platform wattpad dan baca sedikit komentar dari pembacaku mungkin bisa naikin semangat nulis lagi pasca lahiran.

Nyatanya, enggak sama sekali. Aku penat. Otakku ini jalan kesana kemari. Mulai dari nulis banyak outline cerita, mikirin konten buat di instagram untuk kepentingan marketing, coba baca-baca karya lain, riset dan baca artikel. Gak ada yang bisa bikin aku semangat lagi nulis. Paling cuma edit cover aja yang bisa bikin aku semangat. Apa otak ini butuh istirahat lebih lama? Bisa jadi.

Mungkin aku harus bilang sama semua pembacaku (yang gak seberapa banyak itu), kalau aku harus hiatus panjang. Gak benar-benar hiatus, karena aku akan coba terus nulis dalam waktu senggang dan ketika otak dan jiwa ini fresh.

Aku akan menulis untuk diriku sendiri. Bukan untuk ngejar uang (walaupun ini yang bikin semangat, hehe… tapi sebenarnya bikin tertekan, wkwk), bukan untuk mereka, bukan untuk ngejar ketertinggalan, bukan untuk kompetisi, atau apa pun. Hanya untuk aku sendiri. Sebagai refreshing, healing, entertainment, dan me time.

Ya, biar tulisanku bisa nge-feel meski gak ada pembaca. I need my time.

Jujur aja ngeliat karya-karya di platform bikin mumet. Entah kenapa. Mungkin aku tertekan karena sedang jauh dari sana, dan gak bisa berkompetisi. Aku bakal bersihin hati dan otak dulu.

Saat Penulis Butuh Curhat

Halooo, I’m back!

Blognya gak keurus ya. Ya udahlah biarin. Toh, aku juga sibuk di dunia nyata dan halu sekaligus. Karena aku terus-terusan nulis di platform tanpa henti. Well, aku baru bisa berhenti setelah melahirkan. Itu pun dengan kepala yang terus diisi sama outline buat cerita selanjutnya.

Nah, sekarang aku mau curhat dulu. Karena hampir dua bulan ini libur nulis di platform, akhirnya aku galau mau mulai nulis yang mana dulu. Padahal list outline cerita itu udah banyak antriannya nungggu untuk dikerjain. Tapi gimana lagi, aku masih maju mundur cantik untuk eksekusi dan garap cerita itu. Ada sebagian outline yang udah matang, tapi pas eksekusi bener-bener males. Ada juga outline yang belum matang, tapi aku udah gemes pengen nulis. Hasilnya? Dua-duanya sama, gak bisa jalan. Karena aku butuh outline matang, juga feel dan mood yang stabil untuk ngerjainnya.

Ada satu cerita yang aku garap baru-baru ini. Malah harusnya sih udah banyak babnya, tapi aku suka ulang lagi dari awal karena merasa gak sreg sama gaya kepenulisanku yang biasa. Aku ngerasa, bahasanya terlalu kaku. Padahal ceritanya ringan dan aku pengen dibawa enjoy walaupun gak komedi-komedi banget. Akhirnya nge-stuck setelah 8 bab nulis. Terus aku bikin ulang dari awal dengan gaya tulis dan bahasa yang jauh dari umum. Bahasa yang aku gunakan itu mirip banget sama gaya tulis macam di curhatan ini. Bebas, gak terpaku sama kata baku walaupun aku selalu usahakan sesuai dengan PUEBI untuk struktur kalimatnya. Lumayan sih aku mulai enjoy. Tapi lama kelamaan, aku mikir, apa aku bisa nulis dengan gaya bahasa kayak gitu sampai akhir? Sedangkan aku targetkan untuk nulis sampai 150ribu kata. Panjang kan?

Nah, itu yang sekarang bikin aku dilema. Aku takut gak konsisten. Sementara cerita ini udah aku publish di wattpad meski baru dua bab. Tapi kan, udah ada yang baca. Then … karena kegalauan inilah, akhirnya mood aku down lagi.

Aku tuh terlalu mikirin ini sampai-sampai ganggu ide yang sebenarnya udah matang di kepalaku.

Dan di sinilah aku curhat. Aku berharap aku bisa tetep nulis gimanapun keadaannya. Dan sama sekali gak mempermasalahkan tulisan atau gaya bahasa yang aku pakai. Well, aku punya niatan kalau novel ini nantinya bakal terbit di suatu platform, mungkin bisa lah direvisi. Tapi kalau tulisanku harus revisi total. Oh, no! Kebayang jadi dua kali kerja. Mending garap cerita baru. Nah itu dia!

Jadi, what must I do?